ikan mas koki dari sukabumi cantik

Rabu, 27 April 2011

  Ada banyak cara menurunkan berat badan, mulai dari bermacam metode diet, olahraga, operasi sedot lemak, tusuk jarum, sampai minum obat pelangsing. Manakah yang aman dan efektif ?


:: Artikel Kesehatan Keluarga ::Wednesday, January 24, 2007


Cara Melangsikan Tubuh


Merujuk pada badan kesehatan dunia, WHO, disebutkan bahwa penurunan berat badan yang baik tidak dapat dilakukan secara instan, tetapi merupakan terapi jangka panjang. Yang dibutuhkan untuk mengurangi berat badan bukan sekadar mengurangi porsi makan, tetapi juga diperlukan bimbingan dari ahli gizi sebelum melakukan perubahan pola makan, disertai aktivitas fisik serta terapi perilaku.

Untuk mencari tahu cara pelangsingan mana yang sehat, aman, sekaligus efektif, bacalah uraian berikut sampai tuntas.

Sedot lemak
Cara membuang lemak yang kini sedang tren adalah operasi liposuction dan tummy-tuck. Operasi ini banyak dipilih karena berat badan bisa turun secara drastis tanpa perlu capek berolahraga dan melakukan diet, hal itu dibuktikan oleh kesaksian seorang artis ternama. Tapi mengapa ya meski lemaknya sudah dibuang, badannya masih juga melar ?

Pada dasarnya liposuction adalah operasi untuk mengeluarkan lemak di bawah kulit, dan dilakukan untuk mencapai keserasian bentuk tubuh, bukan untuk menurunkan berat badan. Sedangkan tummy-tuck adalah proses pembuangan jaringan lemak yang berlebih dan kulit di atasnya untuk membentuk tubuh lebih estetis. Lemak yang dikurangi pun tak boleh lebih dari 3-5 kg sekali operasi

Menurut dokter spesialis gizi, dr.Johanes Chandrawinata, MND,SpGK, kedua jenis operasi tersebut biasa dilakukan dokter terhadap pasien yang memiliki tubuh bergelambir setelah berat badan tubuhnya susut. Jadi, menurunkan berat dulu baru dioperasi, bukan operasi untuk menurunkan berat karena setelah 3 bulan tubuh akan gemuk kembali.

Gastric binding & gastric by-pass
Tindakan ini dipilih jika dengan metode pelangsingan apa pun tidak berhasil. Gastric binding adalah pemasangan alat "pengikat lambung" yang menyebabkan kantung lambung lebih kecil sehingga kita tidak akan makan terlalu banyak karena tubuh lebih cepat merasa kenyang. Melalui tindakan ini berat badan dapat berkurang 35-60 persen dalam 12 bulan.

Berbeda dengan gastric binding yang bersifat sementara, gastric by-pass bersifat permanen, dokter akan membuat ’jalan’ penghubung antara pangkal lambung dengan usus halus sehingga makanan tidak melalui lambung namun langsung ke usus halus. Dengan gastric by-pass, berat badan dapat dikurangi sampai 80 persen. Untuk melakukan kedua jenis tindakan tersebut, pasien harus berusia di atas 35 tahun.

Akunpuntur
Sampai saat ini metode akunpuntur belum dapat dibuktikan secara ilmiah dapat menurunkan berat badan. Umumnya para pasien pun berhenti di tengah jalan karena tak kunjung mendapatkan berat ideal yang diharapkan.

Obat dan suplemen pelangsing
Sebelum percaya oleh iming-iming iklan, sebaiknya teliti lebih dahulu kandungan obat-obatan dan suplemen tersebut. Badan pengawasan obat dan makanan AS (FDA) bahkan melarang konsumsi suplemen pelangsing yang mengandung kandungan akftif E.sinica atau efedrin karena memiliki efek samping gejala psikiatrik, mengganggu saluran cerna serta membuat jantung berdebar-debar.

Meski menyebutkan mampu menurunkan kadar lemak, tak sedikit obat pelangsing yang hanya mampu mengurangi berat tubuh 1,2 kg selama 6-14 minggu, setara dengan diet redah kalori sebesar 1250/hari pada kurun waktu 0.5 minggu tanpa obat apa pun.

Diet popular
Diet popular sering disebut sebagai "Fad Diets", memiliki karateristik antara lain ; menjanjikan penurunan badan yang cepat, dapat menyembuhkan berbagai penyakit, menganjurkan penggunaan suplemen, makan berdasarkan waktu tertentu, membatasi atau melarang makanan tertentu dan hanya untuk jangka pandang.

Yang dapat digolongkan ke dalam fad diets misalnya diet rendah karbohidrat, food combining, diet berdasar golongan darah, mayo clinic diet. Karena banyaknya larangan untuk memakan jenis makanan tertentu, biasanya kebutuhan tubuh akan gizi tidak terpenuhi karena kekurangan vitamin, zat besi, serta serat.

Dari segi ilmu gizi, setiap waktu makan (pagi, siang dan malam) dianjurkan memakan makanan yang bervariasi dalam jumlah seimbang, karena tubuh membutuhkan berbagai macam zat gizi sekaligus.

Menurunkan berat badan secara sehat
Meskipun belum ada jawaban pasti diet mana yang paling tepat untuk menurunkan berat badan, namun dr. Johanes merekomendasikan pola diet yang dilakukan oleh National Weight Control Registry (NWCR) di AS. NWCR adalah kumpulan data orang (ada 4000 orang) yang telah berhasil menurunkan berat badan lebih dari 13 kg dan tetap bertahan selama lebih dari 5 tahun.

Karateristik pola makannya adalah rendah lemak (24 persen asupan kalori), asupan karbohidrat cukup tinggi, rendah kalori (1300-1500 kcal/hari). Karena kita tidak mungkin mengetahui berapa kalori yang dikandung dalam makanan, dr.Johanes menyarankan untuk mengurangi asupan lebih kecil dari porsi biasa.

"Untuk mengurangi 500 kalori setiap hari mudah kok, misalnya jika makan gado-gado, kurangi bumbu kacang dan kerupuknya, lebih memilih nasi putih daripada nasi goreng, dan sebagainya", saran dokter yang yang berpraktek di RS. St.Boromeus, Bandung ini.

Dijelaskan oleh dr.Johanes, mayoritas anggota yang terdaftar dalam NWCR melakukan makan pagi secara rutin, memantau berat badan sendiri secara berkala serta melakukan olahraga. Dengan pola makan rendah lemak rendah kalori seperti ini telah terbukti mampu menurunkan berat badan lebih dari 13 kg dan bisa dipertahankan lebih dari 5 tahun.

Selasa, 26 April 2011

MODERN DRESSING

 





Pendahuluan
Pada saat ini, perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam dua dekade terakhir ini. Teknologi dalam bidang kesehatan juga memberikan kontribusi yang sangat untuk menunjang praktek perawatan luka ini. Disamping itu pula, isu terkini yang berkait dengan manajemen perawatan luka ini berkaitan dengan perubahan profil pasien, dimana pasien dengan kondisi penyakit degeneratif dan kelainan metabolic semakin banyak ditemukan. Kondisi tersebut biasanya sering menyertai kekompleksan suatu luka dimana perawatan yang tepat diperlukan agar proses penyembuhan bisa tercapai dengan optimal.
Dengan demikian, perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang adekuat terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai dari pengkajian yang komprehensif, perencanaan intervensi yang tepat, implementasi tindakan, evaluasi hasil yang ditemukan selama perawatan serta dokumentasi hasil yang sistematis. Isu yang lain yang harus dipahami oleh perawat adalah berkaitan dengan cost effectiveness. Manajemen perawatan luka modern sangat mengedepankan isu tersebut. Hal ini ditunjang dengan semakin banyaknya inovasi terbaru dalam perkembangan produk-produk yang bisa dipakai dalam merawat luka. Dalam hal ini, perawat dituntut untuk memahami produk-produk tersebut dengan baik sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Pada dasarnya, pemilihan produk yang tepat harus berdasarkan pertimbangan biaya (cost), kenyamanan (comfort), keamanan (safety). Secara umum, perawatan luka yang berkembang pada saat ini lebih ditekankan pada intervensi yang melihat sisi klien dari berbagai dimensi, yaitu dimensi fisik, psikis, ekonomi, dan sosial.
II. Definisi Luka, Klasifikasi dan Proses Penyembuhan Luka
Secara definisi suatu luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera atau pembedahan. Luka ini bisa diklasifikasikan berdasarkan struktur anatomis, sifat, proses penyembuhan dan lama penyembuhan. Adapun berdasarkan sifat yaitu : abrasi, kontusio, insisi, laserasi, terbuka, penetrasi, puncture, sepsis, dll. Sedangkan klasifikasi berdasarkan struktur lapisan kulit meliputi: superfisial, yang melibatkan lapisan epidermis; partial thickness, yang melibatkan lapisan epidermis dan dermis; dan full thickness yang melibatkan epidermis, dermis, lapisan lemak, fascia dan bahkan sampai ke tulang. Berdasarkan proses penyembuhan, dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
A. Healing by primary intention
Tepi luka bisa menyatu kembali, permukan bersih, biasanya terjadi karena suatu insisi, tidak ada jaringan yang hilang. Penyembuhan luka berlangsung dari bagian internal ke ekseternal.
B. Healing by secondary intention
Terdapat sebagian jaringan yang hilang, proses penyembuhan akan berlangsung mulai dari pembentukan jaringan granulasi pada dasar luka dan sekitarnya.
C. Delayed primary healing (tertiary healing)
Penyembuhan luka berlangsung lambat, biasanya sering disertai dengan infeksi, diperlukan penutupan luka secara manual.
Berdasarkan klasifikasi berdasarkan lama penyembuhan bisa dibedakan menjadi dua yaitu: akut dan kronis. Luka dikatakan akut jika penyembuhan yang terjadi dalam jangka waktu 2-3 minggu. Sedangkan luka kronis adalah segala jenis luka yang tidak tanda-tanda untuk sembuh dalam jangka lebih dari 4-6 minggu. Luka insisi bisa dikategorikan luka akut jika proses penyembuhan berlangsung sesuai dengan kaidah penyembuhan normal tetapi bisa juga dikatakan luka kronis jika mengalami keterlambatan penyembuhan (delayed healing) atau jika menunjukkan tanda-tanda infeksi.
III. Proses Penyembuhan Luka
A. Luka akan sembuh sesuai dengan tahapan yang spesifik dimana bisa terjadi tumpang tindih (overlap)
B. Proses penyembuhan luka tergantung pada jenis jaringan yang rusak serta penyebab luka tersebut
C. Fase penyembuhan luka :
1. Fase inflamasi :
· Hari ke 0-5
· Respon segera setelah terjadi injuri à pembekuan darah à untuk mencegah kehilangan darah
· Karakteristik : tumor, rubor, dolor, color, functio laesa
· Fase awal terjadi haemostasis
· Fase akhir terjadi fagositosis
· Lama fase ini bisa singkat jika tidak terjadi infeksi
2. Fase proliferasi or epitelisasi
· Hari 3 – 14
· Disebut juga dengan fase granulasi o.k adanya pembentukan jaringan granulasi pada luka à luka nampak merah segar, mengkilat
· Jaringan granulasi terdiri dari kombinasi : Fibroblasts, sel inflamasi, pembuluh darah yang baru, fibronectin and hyularonic acid
· Epitelisasi terjadi pada 24 jam pertama ditandai dengan penebalan lapisan epidermis pada tepian luka
· Epitelisasi terjadi pada 48 jam pertama pada luka insisi
3. Fase maturasi atau remodelling
· Berlangsung dari beberapa minggu s.d 2 tahun
· Terbentuknya kolagen yang baru yang mengubah bentuk luka serta peningkatan kekuatan jaringan (tensile strength)
· Terbentuk jaringan parut (scar tissue) à 50-80% sama kuatnya dengan jaringan sebelumnya
· Terdapat pengurangan secara bertahap pada aktivitas selular and vaskularisasi jaringan yang mengalami perbaikan
IV. Faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka
  • Status Imunologi
  • Kadar gula darah (impaired white cell function)
  • Hidrasi (slows metabolism)
  • Nutritisi
  • Kadar albumin darah (‘building blocks’ for repair, colloid osmotic pressure - oedema)
  • Suplai oksigen dan vaskularisasi
  • Nyeri (causes vasoconstriction)
  • Corticosteroids (depress immune function)
V. Pengkajian Luka
A. Kondisi luka
1. Warna dasar luka
· Slough (yellow)
· Necrotic tissue (black)
· Infected tissue (green)
· Granulating tissue (red)
· Epithelialising (pink)
2. Lokasi ukuran dan kedalaman luka
3. Eksudat dan bau
4. Tanda-tanda infeksi
5. Keadaan kulit sekitar luka : warna dan kelembaban
6. Hasil pemeriksaan laboratorium yang mendukung
B. Status nutrisi klien : BMI, kadar albumin
C. Status vascular : Hb, TcO2
D. Status imunitas: terapi kortikosteroid atau obat-obatan immunosupresan yang lain
E. Penyakit yang mendasari : diabetes atau kelainan vaskularisasi lainnya
VI. Perencanaan
A. Pemilihan Balutan Luka
Balutan luka (wound dressings) secara khusus telah mengalami perkembangan yang sangat pesat selama hampir dua dekade ini. Revolusi dalam perawatan luka ini dimulai dengan adanya hasil penelitian yang dilakukan oleh Professor G.D Winter pada tahun 1962 yang dipublikasikan dalam jurnal Nature tentang keadaan lingkungan yang optimal untuk penyembuhan luka. Menurut Gitarja (2002), adapun alasan dari teori perawatan luka dengan suasana lembab ini antara lain:
1. Mempercepat fibrinolisis
Fibrin yang terbentuk pada luka kronis dapat dihilangkan lebih cepat oleh netrofil dan sel endotel dalam suasana lembab.
2. Mempercepat angiogenesis
Dalam keadaan hipoksia pada perawatan luka tertutup akan merangsang lebih pembentukan pembuluh darah dengan lebih cepat.
3. Menurunkan resiko infeksi
Kejadian infeksi ternyata relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan perawatan kering.
4. Mempercepat pembentukan Growth factor
Growth factor berperan pada proses penyembuhan luka untuk membentuk stratum corneum dan angiogenesis, dimana produksi komponen tersebut lebih cepat terbentuk dalam lingkungan yang lembab.
5. Mempercepat terjadinya pembentukan sel aktif.
Pada keadaan lembab, invasi netrofil yang diikuti oleh makrofag, monosit dan limfosit ke daerah luka berfungsi lebih dini.
Pada dasarnya prinsip pemilihan balutan yang akan digunakan untuk membalut luka harus memenuhi kaidah-kaidah berikut ini:
1. Kapasitas balutan untuk dapat menyerap cairan yang dikeluarkan oleh luka (absorbing)
2. Kemampuan balutan untuk mengangkat jaringan nekrotik dan mengurangi resiko terjadinya kontaminasi mikroorganisme (non viable tissue removal)
3. Meningkatkan kemampuan rehidrasi luka (wound rehydration)
4. Melindungi dari kehilangan panas tubuh akibat penguapan
5. Kemampuan atau potensi sebagai sarana pengangkut atau pendistribusian antibiotic ke seluruh bagian luka (Hartmann, 1999; Ovington, 1999)
Dasar pemilihan terapi harus berdasarkan pada :
· Apakah suplai telah tersedia?
· Bagaimana cara memilih terapi yang tepat?
· Bagaimana dengan keterlibatan pasien untuk memilih?
· Bagaimana dengan pertimbangan biaya?
· Apakah sesuai dengan SOP yang berlaku?
· Bagaimana cara mengevaluasi?
B. Jenis-jenis balutan dan terapi alternative lainnya
1. Film Dressing
· Semi-permeable primary atau secondary dressings
· Clear polyurethane yang disertai perekat adhesive
· Conformable, anti robek atau tergores
· Tidak menyerap eksudat
· Indikasi : luka dgn epitelisasi, low exudate, luka insisi
· Kontraindikasi : luka terinfeksi, eksudat banyak
· Contoh: Tegaderm, Op-site, Mefilm
2. Hydrocolloid
· Pectin, gelatin, carboxymethylcellulose dan elastomers
· Support autolysis untuk mengangkat jaringan nekrotik atau slough
· Occlusive –> hypoxic environment untuk mensupport angiogenesis
· Waterproof
· Indikasi : luka dengan epitelisasi, eksudat minimal
· Kontraindikasi : luka yang terinfeksi atau luka grade III-IV
· Contoh: Duoderm extra thin, Hydrocoll, Comfeel
3. Alginate
· Terbuat dari rumput laut
· Membentuk gel diatas permukaan luka
· Mudah diangkat dan dibersihkan
· Bisa menyebabkan nyeri
· Membantu untuk mengangkat jaringan mati
· Tersedia dalam bentuk lembaran dan pita
· Indikasi : luka dengan eksudat sedang s.d berat
· Kontraindikasi : luka dengan jaringan nekrotik dan kering
· Contoh : Kaltostat, Sorbalgon, Sorbsan
4. Foam Dressings
· Polyurethane
· Non-adherent wound contact layer
· Highly absorptive
· Semi-permeable
· Jenis bervariasi
· Adhesive dan non-adhesive
· Indikasi : eksudat sedang s.d berat
· Kontraindikasi : luka dengan eksudat minimal, jaringan nekrotik hitam
· Contoh : Cutinova, Lyofoam, Tielle, Allevyn, Versiva
5. Terapi alternatif
· Zinc Oxide (ZnO cream)
· Madu (Honey)
· Sugar paste (gula)
· Larvae therapy/Maggot Therapy
· Vacuum Assisted Closure
· Hyperbaric Oxygen
VII. Implementasi
A. Luka dengan eksudat & jaringan nekrotik (sloughy wound)
· Bertujuan untuk melunakkan dan mengangkat jaringan mati (slough tissue)
· Sel-sel mati terakumulasi dalam eksudat
· Untuk merangsang granulasi
· Mengkaji kedalaman luka dan jumlah eksudat
· Balutan yang dipakai antara lain: hydrogels, hydrocolloids, alginates dan hydrofibre dressings
B. Luka Nekrotik
· Bertujuan untuk melunakan dan mengangkat jaringan nekrotik (eschar)
· Berikan lingkungan yg kondusif u/autolisis
· Kaji kedalaman luka dan jumlah eksudat
· Hydrogels, hydrocolloid dressings
C. Luka terinfeksi
· Bertujuan untuk mengurangi eksudat, bau dan mempercepat penyembuhan luka
· Identifikasi tanda-tanda klinis dari infeksi pada luka
· Wound culture – systemic antibiotics
· Kontrol eksudat dan bau
· Ganti balutan tiap hari
· Hydrogel, hydrofibre, alginate, metronidazole gel (0,75%), carbon dressings, silver dressings
D. Luka Granulasi
· Bertujuan untuk meningkatkan proses granulasi, melindungi jaringan yang baru, jaga kelembaban luka
· Kaji kedalaman luka dan jumlah eksudat
· Moist wound surface – non-adherent dressing
· Treatment overgranulasi
· Hydrocolloids, foams, alginates
E. Luka epitelisasi
· Bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk “re-surfacing”
· Transparent films, hydrocolloids
· Balutan tidak terlalu sering diganti
F. Balutan kombinasi
Tujuan
Tindakan
Rehidrasi
Hydrogel + film
atau hanya hydrocolloid
Debridement (deslough)
Hydrogel + film/foam
Atau hanya hydrocolloid
Atau alginate + film/foam
Atau hydrofibre + film/foam
Manage eksudat sedang
s.d berat
Extra absorbent foam
Atau extra absorbent alginate + foam
Atau hydrofibre + foam
Atau cavity filler plus foam
VIII. Evaluasi dan Monitoring Luka
· Dimensi luka : size, depth, length, width
· Photography
· Wound assessment charts
· Frekuensi pengkajian
· Plan of care
IX. Dokumentasi Perawatan Luka
- Potential masalah
- Komunikasi yang adekuat
- Continuity of care
- Mengkaji perkembangan terapi atau masalah lain yang timbul
- Harus bersifat faktual, tidak subjektif
- Wound assessment charts
X. Kesimpulan
  1. Penggunaan ilmu dan teknologi serta inovasi produk perawatan luka dapat memberikan nilai optimal jika digunakan secara tepat
  2. Prinsip utama dalam manajemen perawatan luka adalah pengkajian luka yang komprehensif agar dapat menentukan keputusan klinis yang sesuai dengan kebutuhan pasien
  3. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan klinis diperlukan untuk menunjang perawatan luka yang berkualitas
Materi dari Hana Rizmadewi Agustina, SKp. MN

Kesehatan Kulit Bagi Tubuh

Kesehatan Kulit Bagi Tubuh
oleh: jakasalim     Pengarang : Melilea 
·         Summary rating: 2 

Selain unsur dari dalam seperti stress, hormonal, dan radikal bebas, sinar ultraviolet, asap polusi, atau debu itu contoh unsur luar yang mempengaruhi kesehatan kulit, termasuk timbulnya penuaan dini. Namun, banyak orang belum merawat kulit secara maksimal, kecuali kalau sudah mengalami luka atau rusak. Padahal merawat selubung tubuh itu tidak rumit, meski ada kiat-kiatnya agar tak cepat menua.

Kita perlu mambaca artikel kesehatan karena artikel-artikel kesehatan banyak memberi informasi kepada kita. Artikel kesehatan menginformasikan kepada kita tentang esehatan tubuh. Artikel kesehatan bisa berisi tentang penyakit dan cara menjaga kesehatan tubuh.

Dan artikel kesehatan ini akan menjelaskan kesehatan kulit secara detail :

Kulit sehat menurut artikel kesehatan sebenarnya cerminan kondisi tubuh yang sehat. Sebaliknya, kulit kusam kurang bercahaya bisa menjadi indikasi tubuh tidak dalam keadaan fit.

Bisa demikian karena kulit (dalam artikel-artikel kesehatan kulit) mengusung banyak fungsi penting lain di luar sebagai indera perasa dan selubung tubuh dari ancaman kondisi alam sekitar. Ia membantu mengatur suhu tubuh, juga melindungi dari virus dan bakteri, dan tak kalah penting menjalankan fungsi sekresi serta pengeluaran cairan.

Dari artikel kesehatan kulit, pada fungsi sekresi, kulit mengeluarkan semacam minyak yang dinamai sebum guna mempertahankan kelembapan dan kehalusan kulit. Sedangkan pengeluaran cairan berupa keringat yang terutama terdiri atas air untuk mengatur suhu tubuh agar tetap dalam batas normal.



 Ultraviolet biang perusak

Artikel kesehatan kulit-Sebagai selubung tubuh, kulit merupakan tameng utama menghadapi ancaman kondisi luar tubuh; sinar ultraviolet matahari salah satunya. Sinar ultraviolet (UV) ini memang sering dituding jadi faktor utama penuaan dini alias premature aging. Sinar ini, terutama UV B yang daya penetrasinya kuat, diletakkan dalam urutan nomor satu dalam daftar penyebab.

Artikel Kesehatan menyatakan " David Biro ahli kulit asal New York menyatakan saat penuaan dini terjadi, kulit (sesuai artikel-artikel kesehatan) akan mengalami perubahan sehingga orang yang berumur 30-an nampak 20 tahun lebih tua. Bahkan rangsangan sinar ultraviolet yang terus- menerus bisa membuat kulit rusak atau malah terkena kanker kulit ".

Kerusakan kulit (dalam artikel-artikel kesehatan) yang sering dialami mereka yang berusia di atas 30 tahun(menurut artikel kesehatan)- meski bisa pula terjadi pada yang lebih muda - juga bisa disebabkan oleh faktor eksternal lain seperti tingkat polusi alam sekitar, yang bisa berupa berbagai asap dengan kandungan karbon, tumpukan debu dan kotoran lain di kulit.

Menurut artikel kesehatan kulit selain dari luar, kondisi internal tubuh turut berpengaruh terhadap kesehatan kulit, seperti faktor hormonal, faktor keturunan, stres, dan radikal bebas.

 Ganti kulit tiap 28 hari

Menurut artikel kesehatan, lapisan kulit paling luar adalah kulit ari (stratum corneum) yang tipis seperti kulit bawang. Di bawahnya adalah berbagai organ yang sudah disebut tadi. Lebih dalam lagi ialah jaringan lemak yang tebal. Lapisan berikutnya yaitu otot (daging) dan tulang, yang bukan lagi bagian dari kulit.

artikel kesehatan memberitahukan bahwa sesuai proses alam, sebetulnya setiap 28 hari sekali sel-sel kulit (dari artikel kesehatan) akan beregenerasi atau meremajakan diri. Sel kulit yang semula berbentuk bulat akan naik ke permukaan kulit dan berubah bentuk menjadi gepeng, sebelum akhirnya mati dan menjadi bagian dari lapisan kulit ari.

Pada kondisi (dari artikel-artikel kesehatan) kulit yang menua, yang terjadi sebaliknya. "Lapisan kulit luar yang mengandung sel-sel kulit hidup, juga lapisan tempat berbagai pembuluh dan kelenjar, menipis. Sedangkan lapisan kulit ari justru menebal, karena sel-sel kulit pada mati atau dakinya terus bertumpuk," ujar Edwin Juanda.

Dalam artikel kesehatan kulit Edwin juga meluruskan pandangan bahwa pengelupasan lapisan kulit mati tidak terjadi secara otomatis, dan kalaupun mengelupas akan berlangsung dalam waktu lama. Itu pula sebabnya, pengelupasan kulit perlu dilakukan secara khusus, karena perawatan membersihkan kulit sehari-hari saja tidak akan mampu mengangkat kulit mati.

Namun, menurut Edwin (artikel-artikel kesehatan kulit), bukan berarti tidak ada harapan bagi penderita penuaan dini mendapatkan kembali kulit sehat. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Misalnya, bercak yang sangat kecil (freckles) dapat dihilangkan dengan mengupasnya pakai alat yang sangat halus. "Untuk bercak yang lebar lebih tepat digunakan krim pemutih yang dioleskan di malam hari," ujarnya. Ia mengingatkan, penggunaan krim pemutih harus dilakukan secara hati-hati dan di bawah pengawasan dokter kulit. Penggunaan yang berlebihan, apalagi dalam jangka waktu lama, justru membuat kulit bertambah hitam.

Dari artikel kesehatan dibandingkan dengan bercak kehitaman, kerutan di wajah lebih sulit dihilangkan sama sekali. Meski beberapa cara dapat menguranginya dengan hasil yang nyata. Salah satunya dengan melakukan chemical peeling. Dalam artikel kesehatan diceritakan kulit wajah diolesi cairan khusus yang membuat kulit ari mengelupas. Setelah sembuh - dengan makan waktu cukup lama - kerutan-kerutan menjadi hilang.

Selasa, 19 April 2011

hasil workshop perawatan luka

perawatan luka ganggren,luka op,luka kangker,dapat dilakukan dengan cara irigasi dan swab.
saat ini pada luka kangker yg luas bisa diberikan madu setelah sebelumnya di irigasi terlebih dahulu kemudian dibalut kasa steril ,2 hari kemudian baru ganti balutan ulang,,pada luka ganggren yang bau seluas tangan dewasa bisa diberikan metronidazol 5 tablet setelah dihaluskan kemudian ditutup luka dg kasa steril selma 3 hari diulang.

sunset cantik dari sukabumi

Selasa, 12 April 2011

teman

teman adalah sahabat ,tempat curhat,tempat tukar pikiran ,berantem ,marahan semuanya deh,,begitulah bila kita punya seoran teman .asyik juga,,,terkadang jauh ,terkadang rindu dan kangen,,,he,,he,,he,,

ini artikel pertamaku

ternyata bikin blog itu sulit juga karna gaptek bo